Sabtu, 10 Januari 2009

stories about him

First
Life has never been this hard for him. Kesedihan yang hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Kesedihan yang benar-benar tidak ada jalan keluarnya. Kesedihan yang hanya dapat hilang dikikis oleh waktu. Dia hanya bisa menanti tiba saat dimana dia bisa melupakan segalanya. Segala kesalahannya yang mengakhiri awal sebuah cerita. Semua terjadi begitu saja, tidak ada yang bisa menghalangi, tidak ada juga yang bisa mencegah. Tanggal 20 Juli adalah awal segalanya. Keraguannya untuk mengajak pergi tuan putri pun mulai mendekati sebuah jawaban.
"maaf kita ngga jadi deh kayaknya.. ngga enak sama cowok lo."
"oh, ya gpp kok. memang begitu seharusnya.."
Berhasil menggagalkan niatnya sendiri, dia merasa lebih puas. Lepas dari perasaan bersalah kepada teman baiknya. Teman baiknya yang bisa dibilang menduakan sang tuan putri. Dia merasa iri kepada temannya, dan mulai simpati kepada wanita yang sangat dia inginkan.
Dia merasa senang menjadi "good guy" dalam cerita ini, namun tetap terasa kekurangan yang membuat jurang didalam hatinya. Saat ini, dia hanya berfikir apakah keputusan yang dibuatnya adalah hal yang benar. Dia berfikir, berfikir, dan berfikir. Kemudian dia menyesal. Menyesal melewatkan satu-satunya kesempatan untuk bisa mengenal tuan putri lebih jauh lagi. Lebih dari sekedar menjadi seorang sahabat. Dia tidak tahu bahwa justru mungkin dengan menjadi sahabat tuan putri adalah jalan terbaik.
Maka keputusan semula pun berubah. Dia mencoba sekali lagi memberanikan diri mengajak tuan putri... Dan dia menikmati perasaan bersalah itu dengan segenap jiwanya..

2 komentar:

  1. oke boss,,jadi ini tuh cerita awalnya ya??wkwkwkkwwkwkwkwk..

    BalasHapus
  2. nanti ada part 2 nya ditunggu saja. ini bukan cerita tentang gue. tentang "dia". haha.

    BalasHapus